“Chemical and electrical processes are both important to the body’s operation, but medicine has always focused so much on the chemical side that the idea of treating disease with electricity still seems vaguely crazy to most people, including a lot of doctors,” said Warsito P. Taruno, PhD, who developed an electrical field system after his
Hasil riset mengenai terapi kanker berbasis listrik kapasitansi (Electro-Capacitive Cancer Therapy/ECCT) pada hewan coba tikus di laboratorium Fakultas Biologi UGM menunjukkan bahwa ECCT mampu menghambat laju pertumbuhan sel kanker pada tikus.
Pekerja menunjukan teknologi Electronic Capacity Cancer Therapy (ECCT) buatan Warsito di CTECH Lab Edwar Technology, Tangerang Selatan, 11 Januari 2016. Alat tersebut mampu mendeteksi penyakit kanker dan diklaim pemerintah lebih canggih dari buatan Israel.
TEMPO.CO, Tangerang – C-Tech Labs mengklaim teknologi
Mengingat antusiasme masyarakat yang besar terhadap perkembangan isu Teknologi Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT) untuk diagnosis dan Electro-Capacitive Cancer Therapy (ECCT) untuk terapi kanker yang kami kembangkan yang sedang dilakukan reviu oleh Kementerian Kesehatan, dan perlunya klarifikasi terhadap beberapa hal, maka perkenankan kami menyampaikan tanggapan mengenai hasil reviu yang telah disampaikan secara publik pada tanggal 3 Februari 2016.
Amsterdam – Dua ilmuan Indonesia, Dr. dr Sahudi SpB(K)L dan Firman Alamsyah, PhD mendapat sambutan hangat ketika mempresentasikan penelitian mereka tentang ECCT atau rompi anti kanker Warsito pada acara “A Matter of Life or Death: Mechanisms And Relevance Of Cell Death For Cancer Biology And Treatment” yang diselanggarakan oleh European Association of Cancer Research, di Amsterdam 28-30 Januari 2016.
Kami menyampaikan bahwa saat ini status riset dan pelayanan berbasis riset yang dikembangkan oleh PT. Edwar Technology masih dalam proses reviu oleh Kementerian Kesehatan dan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
Prof. Dr. Lukman Hakim, M.Sc, Kepala LIPI periode 2010-2014, dalam testimoni yang terekam pada penganugerahan tertinggi BJHTA 2015 oleh BPPT kepada Dr. Warsito P. Taruno, M.Eng bulan Agustus silam, menyebutkan bahwa pusat yang saat ini dikembangkan oleh Dr. Warsito adalah benar-benar berbasis riset. Ia menyebutkan, masih sangat sedikit perusahaan di Indonesia yang melakukan mekanisme usaha seperti yang dilakukan oleh Dr. Warsito.